|
Pendopo dengan atap berbentuk kulit kerang |
Kota
Tanjung Balai yang dijuluki Kota Kerang ini adalah sebuah kota di Sumatera
Utara yang berjarak tempuh 4 jam dari Kota Medan. Kota kecil yang berada di tepi
sungai Asahan dan Sungai Silau ini menyimpan jejak sejarah Kesultanan Melayu
Asahan.
Beberapa
saat yang lalu saya bertraveling untuk berkeliling kota ini. Meski kecil dan
tidak memiliki wisata alam, tetapi kota ini masih memiliki objek wisata yang
menarik untuk dikunjungi yaitu wisata sejarah, religi, dan kuliner.
Objek
pertama yang saya kunjungi adalah Replika Istana Kesultanan Asahan. Replika
istana ini terletak agak di pinggir Kota Tanjung Balai. Dulunya istana yang
asli berada di belakang Lapangan Pasir, tetapi istana tersebut telah dirubuhkan
dan berganti bangunan swasta. Replika
istana ini pun kondisinya kurang terawat sehingga cukup memprihatinkan melihat
bangunan pengingat sejarah terbengkalai begitu saja.
|
Replika Istana Asahan |
Setelah
mengunjungi Replika Istana Asahan, saya beranjak ke Replika Rumah Balai yang
terletak di Ujung Tanjung Kota Tanjung Balai. Tempat ini merupakan awal dari sejarah
Kota Tanjung Balai. Balai yang ada di Tanjung dan jadilah Tanjung Balai. Dari
tempat ini saya dapat melihat Sungai Asahan dan Sungai Silau yang menyatu tepat
di belakang Rumah Balai ini. Panoramanya cukup menarik karena terkadang
beberapa kapal juga terihat melintas di Sungai Asahan.
|
Bangunan Balai di Ujung Tanjung |
|
Di Belakang Balai merupakan pertemuan Sungai Asahan dan Sungai Silau |
Dari
rumah balai ini saya juga melihat Jembatan Tabayang yang merupakan jembatan
terpanjang di Sumatera Utara, panjang jembatan itu mencapai 600 meter. Jembatan Tabayang
atau Jembatan Sei Kepayang ini menghubungkan kota Tanjung Balai dengan
Kecamatan Sei Kepayang. Jembatan ini umumnya ramai pada sore hari dan malam
minggu karena jembatan ini merupakan spot untuk melihat keindahan Sungai Asahan
menjelang senja. Jika sore hari, di atas jembatan ini biasanya juga terdapat
penjual makanan ringan seperti kacang rebus, jagung rebus, es nira dan jajanan
lainnya.
|
Jembatan Sei Kepayang |
|
Pemandangan senja Sungai Asahan dari atas jembatan |
Berhubung
waktu magrib telah tiba, saya beranjak dari Jembatan Tabayang dan memutuskan
untuk sholat di Masjid Raya Ahmadsyah. Masjid ini merupakan peninggalan
Kesultanan Asahan dan berusia lebih dari 100 tahun. Uniknya, Masjid Raya
Ahmadsyah dibangun tanpa semen, tetapi menggunakan pasir dan tanah liat.
|
Masjid Raya Ahmadsyah yang bersejarah dan unik |
Selesai
Sholat, saatnya mengisi perut. Food Court yang berada disebelah Lapangan Pasir adalah pusat jajanan rakyat
Tanjung Balai. Di tempat ini kita bisa dengan mudah menemukan kuliner khas
Tanjung Balai, yaitu kerang rebus yang disajikan dengan saus bumbu kacang.
Selain kerang rebus, di tempat ini juga tersedia berbagai makanan lainnya
seperti pisang kepit, jagung bakar, kelapa muda dan makanan lainnya.
|
Tanjung Balai Food Court tempat aneka kuliner Tanjung Balai |
Tranportasi
: Dari Medan dapat menggunakan Kereta Api dengan tiket Rp. 35.000 atau Bus
KUPJ, KUPJ Tour, Sartika dengan ongkos Rp. 30.000. untuk berkeliling kota, bisa
menggunakan becak motor atau berjalan kaki jika kuat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih telah berkunjung, silahkan berkomentar dengan sopan :)