Sisingamangaraja XII adalah seorang
pahlawan nasional yang pernah berjuang melawan Kolonial Belanda. Untuk
mengenang jasa beliau dan memahami perjuangan beliau, para penikmat sejarah
dapat mengunjungi makamnya yang terletak di Balige.
Lokasi
Makam Sisingamangaraja XII berada
di dalam Komplek Taman Makam Pahlawan Sisingamangaraja, di jalan Soposurung,
Kecamatan Balige, Kabupaten Toba Samosir. Sesungguhnya sejak awal Sisingamangaraja
XII bukan dimakamkan di Balige, melainkan di Kota Tarutung. Presiden Soekarno
lah yang memiliki inisiatif memindahkan makamnya ke Balige. Karena Balige
adalah tempat pertama kali meletusnya perang antara pasukan Sisingamangaraja
XII dengan pasukan Belanda. Dan menurut Soekarno, makam di Tarutung adalah
makam yang dibuatkan pihak Belanda untuk Sisingamangaraja XII sebagai tawanan
dan tidak layak bagi pahlawan besar seperti Sisingamangaraja. Oleh karena itu,
makam Sisingamangaraja XII pun dipindahkan ke Balige.
Landscape Komplek Makam
Komplek Makam Sisingamangaraja XII
cukup asri dan teduh karena di sini terdapat banyak pohon-pohon rindang yang
menaungi komplek makam ini. Sebelum memasuki areal makam, pengunjung akan
melewati sebuah gapura kecil atau pondok kecil dengan atap berbentuk atap rumah
adat Batak. Setelah itu barulah kita menjumpai makam Sisingamangaraja XII. Di
dalam komplek makam juga terdapat perpustakaan sekaligus museum
Sisingamangaraja yang berisi berbagai biografi Sisingamangaraja XII. Gedung
perputakaan ini dibangun dengan arsitektur khas Batak Toba dan diberi ukiran
gorga.
Pondok kecil |
Makam putra dan putri Sisingamangaraja |
Perpustakaan |
Sisingamangaraja XII
Sisingamangaraja XII adalah seorang
seorang raja di negeri Toba, Sumatera Utara. Beliau juga merupakan pahlawan
nasional yang berjuang melawan pemerintah kolonial Belanda. pada masa awal
pemerintahannya, kegiatan pengembangan agama Kristen sedang berlangsung di
Tapanuli. Belanda ikut masuk dengan berlindung di balik kegiatan tersebut.
Namun lambat laun Belanda mulai menunjukkan iktikad tidak baik dan bermaksud
ingin menguasai wilayah kekuasaan Sisingamangaraja XII. Ketegangan pun terjadi
di kedua belah pihak.
Pada tanggal 19 Februari 1878, Sisingamangaraja
XII bersama rakyat Tapanuli mulai melancarkan serangan terhadap pos pasukan
Belanda di Bahal Batu, dekat Tarutung. Dalam pertempuran tersebut pasukan
Sisingamangaraja kalah dan terpaksa mundur. Namun, perlawanan pasukan
Sisingamangaraja masih tetap tinggi dan Belanda semakin gencar mengejar
Sisingamangaraja XII sampai membakar desa-desa hingga pertempuran meluas ke
beberapa daerah.
Pada tanggal 17 Juni 1907, setelah
30 tahun bertempur, pasukan Sisingamangaraja di kepung pihak Belanda. dalam
pertempuran tersebut, Sisingamangaraja XII tewas bersama dua putra dan satu
putrinya, serta beberapa panglimanya.