Rumah Bolon |
Huta Batak adalah pemukiman
yang khas berupa desa-desa yang tertutup dan membentuk masyarakat kelompok
kecil. Biasanya kelompok ini adalah kumpulan marga/clan atau masih memiliki
hubungan kekerabatan. Nah, salah satu huta Batak yang bisa dikunjungi wisatawan
adalah Huta Batak yang berada di Komplek T.B. Silalahi
Center, Balige. Di sini menampilkan berbagai kearifan budaya masyarakat Batak.
Salah satunya adalah Rumah Adat Batak. Di Huta Batak ini terdapat dua jenis rumah adat
yang saling berhadapan yaitu ruma dan sopo.
Ruma dan Sopo
Kedua bangunan ini, meskipun secara
sekilas kelihatan sama, sebenarnya berbeda dari sisi konstruksi dan fungsi. Ruma
digunakan untuk tempat tinggal keluarga, sedangkan sopo digunakan sebagai
tempat penyimpanan (lumbung). Rumah dan sopo dipisahkan oleh pelataran luas
yang berfungsi sebagai ruang bersama warga huta. Perbedaan lainnya adalah Sopo berlantai dua, hanya mempunyai satu baris tiang-tiang depan dan ruangan
bawah terbuka tanpa dinding berfungsi untuk musyawarah, menerima orang asing
dan tempat bermain musik.
Huta Batak dan Ruma serta Sopo yang saling berhadapan |
Ruma |
Sopo |
Arsitektur Rumah Bolon
Rumah adat suku Batak Toba disebut
juga ‘rumah bolon’. Rumah ini berbentuk panggung dengan bahan utama bangunan
berupa kayu. Hal yang paling menarik perhatian adalah bentuk atapnya yang
melengkung dan runcing di tiap ujungnya.
Proses pembangunan rumah adat suku Batak selalu dilaksanakan secara
gotong royong. Bahan yang digunakan adalah bahan yang dengan kualitas baik,
umumnya seorang tukang akan memilih kayu-kayu dengan cara memukul kayu tersebut
dengan suatu alat untuk mencari bunyi kayu yang nyaring.
Pondasi rumah adalah hal yang
terpenting, dibuat dengan formasi berbentuk segi empat, dipadu tiang dan
dinding yang kuat. Makna pondasi ini sendiri adalah saling bekerja sama demi
memikul beban yang berat. Untuk bagian
atas rumah, ditopang oleh sebuah tiang yang biasa disebut tiang “ninggor”
dibantu oleh kayu penopang yang lain. Tiang “ninggor” ini lurus dan tinggi,
orang suku Batak memaknainya sebagai simbol kejujuran. Untuk menjunjung tinggi
kejujuran, perlu didukung oleh rasa keadilan.
Di bagian depan atap terdapat
“arop-arop” bermakna harapan untuk bisa hidup layak. Lalu ada “songsong boltok”
untuk menahan atap, yang punya arti bila ada pelayanan tuan rumah yang kurang
baik sebaiknya dipendam dalam hati saja.
Lokasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih telah berkunjung, silahkan berkomentar dengan sopan :)