Masjid Raya Sulaimaniyah |
Brmmm.... brmmm... aku
memacu kereta (baca:sepeda motor) dengan santai. Hari itu aku dalam perjalanan
pulang ke kampung dari Kota Medan menuju plosok Kabupaten Asahan. Biasanya
perjalanan ini akan memakan waktu hingga 4 jam. Tapi hari itu aku ingin menikmati
waktu sambil berwisata sejarah di beberapa bangunan-bangunan sejarah yang ku
jumpai di perjalanan. Objek pertama yang ku singgahi dalam perjalanan itu
adalah Masjid Raya Sulaimaniyah.
Sejarah
Masjid Raya Sulaimaniyah
Masjid Raya
Sulaimaniyah adalah sebuah masjid peninggalan Kesultanan Melayu Serdang yang didirikan
oleh Sultan Serdang Syariful Alamsyah pada tahun 1894 seiring dengan
dipindahkannya ibukota Kesultanan Melayu Serdang dari Rantau Panjang ke Istana Kota Galuh Perbaungan.
Sejarah pembangunan masjid |
Lokasi
Masjid Raya
Sulaimaniyah terletak tepat di Kota Perbaungan di pinggir Jalan Lintas Sumatera
yang menghubungkan Kota Medan dengan Kota Tebing Tinggi. Tepatnya berada di
Desa Kota Galuh, Kecamatan Perbaungan.
Arsitektur
Masjid Raya Sulaimaniyah
ini selain berusia tua, arsitekturnya juga unik lho, bahkan tidak terlihat
seperti masjid pada umumnya. Bentuknya itu lebih mirip seperti sebuah kantor
pemerintahan dengan corak khas arsitektur Melayu yang kental yang terlihat dari
berbagai ukiran khas Melayu dan warna bangunannya yang didominasi warna hijau
dan kuning.
Pada atap bagian teras
masjidnya juga sangat unik karena bentuknya seperti piramida bertingkat dan
bagian kubahnya berbentuk segi empat memanjang yang di atasnya terdapat lambang bulan
sabit dan bintang.
Beranjak ke bagian
dalam masjid, terdapat ruang sholat yang luas dan bersih. Terdapat
juga empat tiang berukuran besar sekitar 2 kali pelukan orang dewasa sebagai
penyangga bangunan dan di bagian tengah-tengah langit-langitnya terdapat 1
lampu hias mewah yang dikelilingi hiasan tulisan kaligrafi dari ayat-ayat
al-Quran tentang ajakan sholat.
Ruang dalam masjid |
Oh ya, kesan Melayu sangat terlihat
dari mimbarnya yang berwarna kuning dengan 4 anak tangga berlapis karpet hijau.
Di atas mimbar tersebut terdapat satu kubah yang atasnya juga menggunakan
lambang bulan sabit dan bintang.
Wah senengnya bisa jalan pulang sambil mampir jalan jalan ke tempat berserjarah seperti ini mas ^^
BalasHapusiya mbak, berhubungan bangunannya juga pas di pinggir jalan gitu.
Hapusjadi mudah buat istirahat sekaligus berwisata.
Mirip kali sama yg dipantai cermin. Pangling saya. Disini makam Sultan nya ya.
BalasHapusIya mas, emang dibuat mirip.
HapusMakam sultannya ada di sebelah masjid ini.