Brmm... Brmmm....
Hai sahabat backpacker...
Setelah sebelumnya aku dan adikku mengunjungi Candi Borobudur dan
Candi Pawon, kami pun melanjutkan perjalanan menuju destinasi terakhir dari tiga candi yang membentuk garis lurus dan punya kaitan erat dengan Candi Borobudur dan Candi Pawon yaitu candi Mendut.
|
Candi Mendut |
Lokasi Candi Mendut
Nggak begitu jauh dari Candi Pawon, kami pun tiba di halaman parkir Candi Mendut. Candi Mendut ini terletak di pinggir jalan Raya Borobudur, tepatnya di Jalan Mayor Kusen, Desa Mendut, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Kalo mau ke Candi Borobudur, pasti ketemu ama nih candi di sebelah kanan jalan.
Harga tiketnya cuma Rp. 3000 doang dan udah sekalian ama tiket masuk ke Candi Pawon. Karena itu, kami berdua tinggal masuk aja tanpa beli tiket lagi karena tiketnya udah beli tadi di Candi Pawon.
Sejarah Candi Mendut
Candi ini diperkirakan dibangun pada tahun 824 Masehi pada masa pemerintahan Raja Indra dari Dinasti Syailendra. Perkiraan ini didasarkan pada isi Prasasri Karang Tengah yang mengatakan bahwa Raja Indra telah membangun bangunan suci bernama Wenuwana (hutan bambu). Peneliti memperkirakan Wenuwana ini adalah Candi Mendut. Diperkirakan usia candi ini juga sedikit lebih tua dari Candi Borobudur.
Seperti candi-candi lainnya, candi ini juga sempat ditinggalkan dan terlupakan. Candi ini akhirnya ditemukan kembali pada tahun 1836 setelah sebelumnya tersembunyi cungkup tanah yang seperti bukit dan dipenuhi semak-semak. Pemugarannya pun dimulai dari tahun 1897 oleh pihak Pemerintah Belanda.
|
Papan informasi Candi Mendut |
Arsitektur Candi Mendut
Candi Mendut ini berbentuk persegi empat dan berdiri di atas batur setinggi 2 meter. Di atas baturnya terdapat selasar yang cukup lebar dan dilengkapi dengan langkan. Tangga dan pintu masuk ke bilik candi ada di sisi barat. Di dalam biliknya terdapat 3 buah arca Budha yaitu Budha Sakyamuni, Arca Bodhisattva Avalokiteswara dan Arca Maitreya Bodhisattva.
|
Tubuh Candi Mendut |
|
Candi Mendut |
|
Arca Budha di dalam candi |
Sedangkan atapnya tersusun atas tiga tingkat yang semakin ke atas semakin kecil. Di setiap tingkatnya terdapat stupa-stupa kecil yang keseluruhannya berjumlah 48 stupa. Puncak atap candi ini sendiri udah hilang dan nggak diketahui lagi gimana bentuk aslinya. Sayang sekali.
|
Atapnya bertingkat tiga |
Candi Mendut ini juga punya banyak relief yang terukir di dinding candinya. Relief-relief tersebut kebanyakan menceritakan kisah Sang Budha. Relief tersebut masih terlihat jelas dan bagus hingga saat ini.
|
Relief di Candi Mendut |
Oh ya, di halaman candi juga terdapat tumpukan batu-batu reruntuhan. Hingga saat ini batu-batu tersebut masih diteliti dan dicoba untuk direkontruksi kembali suatu hari nanti.
|
Batu reruntuhan di halaman candi |
|
Si ganteng yang unyu di Candi Mendut |
Mas Si ganteng yang Unyu keren banget lho....bisa hafal nama-nama Arca yang ada di dalamnya. Aku kalau pun baca, jarang banget bisa ingat. Jadi, kadang kalau niatnya emang buat belajar aku foto dan catet.
BalasHapusAhaha... Kalo udah suka sejarah emang gitu mbak, detail kecil selalu diperhatiin.
HapusCandi Mendut kecil tapi cantik ya. Kagum saya dengan tim yang memugar candi ini dan merekonstruksi sehingga semirip mungkin dengan aslinya.
BalasHapusBener banget tuh mbak.
HapusYang membangun juga keren, bisa ngebangun kayak gini dengan alat tradisional, yang memugar juga keren, hasilnya kayak aslinya lagi
dalemnya gelap ya mas? gak dikasih lampu?
BalasHapusIya mas, kagak ada lampu penerangan di dalamnya.
HapusCandi-Candi itu sekarang masih digunakan untuk tempat ibadah tidak ya mas?
BalasHapusCandi Mendut, Pawon dan Borobudur masih digunakan kok, apalagi saat perayaan waisak.
HapusBeberapa kali pergi ke Borobudur, aku blm pernah ke sini sama sekali. Ternyata menarik juga ya mas ceritanya. Masuknya juga murah cuma 3rb. Beberapa candi yg ku kunjungi kayak Cetho itu masuknya udah 5-10ribu perorang.
BalasHapusPadahal deket lho mas dari Borobudur.
HapusCandi Cetho belum nyampe nih mas, dimana itu?
Sepertinya enak bawa kendaraan sendiri begini ya.. Berapa kali bareng rombongan, eh yang dituju selalu Candi Borobudur saja. Jadilah saya belum pernah masuk Pawon dan Mendut (sukanya nyalahkan orang) :)
BalasHapusEmang lebih enak sih mas, bisa singgah kemana pun yang kita mau.
HapusNggak enaknya sih capek, karena harus nyetir.
Selalu mampir candi mendut kl mudik ke gunungkidul. Karena memang rute Banjarnegara-Gunungkidul lewat sini sih.. Makanan kaki lima di area candi mendut juga murahhh enaa
BalasHapusWah... Kemarin nggak nyobain tuh.
HapusSoal ya udah makan gudeg di Borobudur. Mungkin lain kali bakal nyobain.
Lah, murah amat tiket masuknya?
BalasHapusJadi pengen maen kalo ke jogja.
Di Jogja emang murah-murah mas, nggak cuma tiket masuk, makanannya juga murah-murah
Hapus