Hai sahabat backpacker...
Menurutku Lembah Asahan adalah salah satu tempat yang indah di Tanah Asahan. Kawasan ini memiliki objek wisata yang cukup lengkap dengan banyaknya air terjun seperti Air Terjun Ponot, Sampuran Harimau, Aek Birong dan banyak lagi. Kemudian juga ada tebing batu, sungai rafting, bendungan, lembah, hutan hijau tropis dan lain-lain.
Setelah sebelumnya kami akhirnya berhasil menemukan Air Terjun Aek Birong yang belum memiliki akses jalan, kami pun memutuskan untuk pulang karena hari sudah menjelang sore agar tak kemalaman tiba di rumah.
Jembatan Tangga-Parhitean
Namun sebelum pulang, kami memutuskan untuk singgah sejenak di satu tempat lagi yaitu Jembatan Tangga-Parhitean. Jembatan ini adalah sebuah jembatan beton yang menghubungkan antara Desa Tangga di Kabupaten Asahan dengan Desa Parhitean di Kabupaten Toba Samosir yang dipisahkan oleh aliran Sungai Asahan. Jembatan ini masih berada di kawasan Lembah Asahan.
Jembatan Tangga-Parhitean |
Jembatan ini juga dianggap sebagai salah satu jembatan tertua di Sumatera Utara. Pembangunan jembatan ini sudah dimulai sejak tahun 1936 dan selesai pada tahun 1949. Peresmiannya dilakukan pada tahun 1950 oleh Wakil Presiden Indonesia pertama, Mohammad Hatta yang didampingi Gubernur Sumatera, TM. Hassan.
Meskipun sudah berdiri puluhan tahun dan dilalui ratusan kendaraan setiap harinya, jembatan ini masih berdiri kokoh. Membuktikan betapa kuat kontruksinya. Jembatan ini juga memiliki ciri khas berupa pagar cor beton menjulang dengan lengkungan di atasnya. Jadi terlihat cantik juga.
Btw alasan kami berhenti di jembatan ini pun karena pemandangan dari jembatan ini memang cukup indah. Barisan perbukitan yang mengelilingi Lembah Asahan terlihat jelas dari sini. Di bawah jembatan ini telihat pula aliran Sungai Asahan dengan arusnya yang deras yang dijadikan lokasi olahraga arum jeram.
Adikku dan teman-temannya |
Sungai Asahan ini memang merupakan lokasi arum jeram yang cukup terkenal, bahkan dianggap sebagai yang terbaik ketiga setelah Sungai Zambesi di Afrika dan Sungai Colorado di Amerika. Kontur sungai yang berliku, bergelombang dan diapit tebing-tebing terjal membuat aliran sungai ini menghasilkan jeram-jeram besar dan bervariasi dari grade 4 hingga 5.
Pemandangan dari atas jembatan |
Arus Sungai Asahan yang deras banget |
Rute pertama berakhir di dekat jembatan ini. Rute ini dijuluki dengan istilah 'Never Ever End Rapids', karena tipe jeramnya yang sambung menyambung seolah-olah tak pernah habis. Di etape ini terdapat dua jeram besar dengan grade 4 dan 5.
Rute kedua bernama 'Hula-Huli Run', etape ini dimulai dari belakang SD Desa Tangga dan berakhir di Zivana Rapid . Secara umum, etape ini relatif aman untuk diarungi. Etape yang panjangnya hanya tiga kilometer ini didominasi jeram ber-grade 3+.
Rute ketiga bernama 'Midde Section', etape ini dimulai dari Zivana Rapid yang berlanjut hingga Jeram Nightmare. Midde Section merupakan etape paling berbahaya di Sungai Asahan. Maskot yang paling terkenalnya adalah Nightmare Rapid, namun lepas dari jeram ini masih terdapat jeram-jeram ber-grade 5 yang menunggu dan sangat berbahaya Saking bahayanya jeram ini, jangankan rafter lokal, rafter internasional pun banyak yang menghentikan langkah di jeram ini. Gilak banget cuy.
Etape terakhir adalah Halims Run, rute ini dimulai dari Desa Batu Mamak dan berakhir di Desa Bandar Pulo. Di tempat ini arus tenang banyak ditemukan. Selain itu terdapat pemandangan air terjun di sepanjang aliran sungai. Tebing-tebing tinggi pun menjulang menjadi bentukan alam yang sangat menawan. Tebing-tebing ini mengular hingga ke bagian hilir.
Menatap arus sungai dari atas jembatan ini membuatku kepingin buat ngarungi sungai ini dan merasakan serunya berarum jeram. Tapi karena kegiatan olahraga satu ini harus berkelompok, aku harus mengurungkan niat. Karena tak banyak temanku yang mau ikut. Sedihnya. -_-
Sang backpacker di Jembatan Tangga-Parhitean |
Wah, sudah mau 70 tahun dong mas usia jembatan Parhitean, mana yang meresmikan juga wakil presiden Indonesia saat itu Muhammad Hatta.
BalasHapusArum jeram sungai Asahan bagus juga ya bang, tapi sepertinya itu untuk orang yang nyalinya gede, kalo aku takut tenggelam.π±
Apalagi kemarin ada kejadian susur sungai yang memakan banyak korban.π
Begitulah Mas, udah sepuh juga nih usia jembatannya. π€£
HapusIya Mas, arum jeram emang butuh nyali besar sih, apalagi kalo tenggelam, selesai deh umurnya. π€£
Waduh, emang kalo tenggelam ngga ada yang nolongin ya.π
HapusHarusnya sih ada Mas, yang nolonginnya penunggu sungai. π€£
HapusPemandangannya ajiib sih gan, emang masalah nyegerin mata selain yang bening-bening, menjelajah alam salah satunya, sungainya terlihat masih bersih, mungkin karena adanya arum jeram, ya tempat wisata harus selalu bersih. Oiya gan itu foto kalo boleh tau pake kamera apa? π
BalasHapusBener banget tuh gan, pemandangan alam tuh emang bikin mata jadi segar.
HapusSungainya bersih karena emang belum tercemar polusi gan, apalagi ini masih dekat ama hulu sungai.
Pake kamera Canon IXUS 145 gan, harganya kemarin tuh Rp. 999.900 gan. π€£
Berarti memang benar ya kalau Lembah Asahan bisa dikatakan 'gudang'nya lokasi wisata keren-keren di daerah sana ..
BalasHapusLihat arusnya sederas itu timbul rasa begidik sekaligus juga pengin ikutan nyobain rafting π
Bakalan seru pontang panting heboh yaa π
Bener banget Mas, di Lembah Asahan ini ada banyak banget objek wisata, baik yang udah dikelola, maupun yang masih alami.
HapusUdah gitu, Lembah Asahan juga deket ama Danau Toba, paket lengkap lah.
Hayuk Mas, kapan kita rafting? π€£
wah arum jeram sampai grade 4 itu ngeri juga ya mas, pasti kenceng banget
BalasHapusNgeri tapi seru pastinya Mas, memacu adrenalin banget tuh.
HapusKokoh bener ya, Bang, jembatannya. Telah teruji oleh waktu. Jembatan yang bersejarah.
BalasHapusBener banget Bang, bukti kalo mereka serius dalam membangunnya.
HapusWah keren ya kalau Sungai Asahan menjadi yang terbaik ketiga, semoga kelestariannya tetap terjaga
BalasHapusAamiin Mas, semoga lah sungai ini juga bisa menjadi lokasi wisata yang menarik banyak pengunjung.
Hapusjd pengin nyoba arung jeram disana nih, ahaha
BalasHapusKalo gitu kita sama Mas, saya juga pengen banget nyobainnya.
HapusLuar biasa kalau bangunan yang dibuat di zaman belanda emang kuat2 bgt ya konstruksinya.. pembangunannya lama juga, sampai setelah Indonesia merdea..
BalasHapus-Traveler Paruh Waktu
Iya Mas, bangunan dulu emang kuat-kuat, sampe bisa bertahan bertahun-tahun.
HapusDuh kayaknya dari kemaren nyeritain tentang perjalanan sebelum corona ya kak. Apalah daya sekarang stay di rumah dulu.
BalasHapusSungainya deras banget itu ya, kalo ada permainan arum jeram widih nantang banget sih. Jeger jeger rasanyaπ
Begitulah Kak, musim corona gini harus nahan diri buat keluyuran keluar. Akhirnya buka-buka file yang nggak sempat ditulis, atau lupa nulisnya.
HapusPastinya nantang banget Kak, sayang nggak ada temen yang berani nyobain. π
Pemandangannya emang cakep, bro! Berbukit-bukit kayak di Laos atau Vietnam utara gitu.
BalasHapusIya Mas, pemandangan alamnya emang juara sih. Apalagj kalo diliat dari atas.
HapusJembatannya keren banget. Diresmikannya oleh Hatta dan T.M. Hassan pula. Kebetulan banget kemarin saya baru baca-baca soal peristiwa sekitar kemerdekaan di Sumatera, termasuk soal T.M. Hassan. Hahaha :)
BalasHapusJeramnya dahsyat itu, Mas Rudy. Grade-nya lebih tinggi ketimbang Elo-Progo di Jawa Tengah.
Wah.. kalo gitu kebetulan dong Mas, T.M. Hassan kan gubernur Sumatera yang pertama tuh.
HapusJeramnya emang dahsyat Mas, untuk Indonesia, sungai ini lokasi arum jeram terbaik nomor satu nih.