Danau Lau Kawar di Tanah Karo |
Hai
sahabat backpacker...
Setelah
kemarin aku mengunjungi Museum Letjen Jamin Gintings yang ada di Desa Suka,
Kecamatan Tiga Panah, Kabupaten Karo, maka di hari selanjutnya aku kembali
melanjutkan petualanganku di Tanah Karo dan tujuanku kali ini adalah Danau Lau
Kawar yang ada di kaki Gunung Sinabung.
Museum Letjen Jamin Gintings di Tanah Karo
Sebenarnya
aku udah cukup lama pengen ngunjungi danau ini, tapi karena kondisi Gunung
Sinabung belum normal juga setelah bertahun-tahun erupsi membuat rencana
tersebut terbengkalai. Dan akhirnya hari ini, setelah beberapa bulan ini Gunung
Sinabung aman dari erupsi, aku pun berpetualang ke danau yang ada di kakinya
tersebut.
Alamat Danau Lau Kawar
Danau
Lau Kawar beralamat di Desa Kuta Gugung, Kecamatan Naman Teran, Kabupaten Karo,
Sumatera Utara. Danaunya berada di Kawasan Ekosistem Leuser, tepatnya di kaki
Gunung Sinabung dan berjarak sekitar 45 menit perjalanan dari Kota Kabanjahe,
ibukota Kabupaten Karo.
Sepanjang
perjalanan menuju danau ini, aku juga harus mengingat setiap persimpangan dan
jalur evakuasi terdekat, kalau-kalau gunung ini mengalami erupsi kembali. Jujur
aja,perjalanan kali ini membuat adrenalinku lumayan terpacu. Brmm... brmmm...
Menjelang
tiba di Danau Lau Kawar, aku bisa melihat Gunung Sinabung yang menjulang tinggi
di sisi kiri jalan. Gunung ini terlihat begitu gagah perkasa, indah dan menawan,
sekaligus gersang. Sesekali terlihat juga gumpalan asap yang keluar dari puncak
gunungnya yang tertutup awan. Sedangkan di kaki gunungnya aku bisa ngelihat
pepohonan yang mati mengering karena dampak erupsi yang terjadi secara
terus-menerus.
Gunung Sinabung di sisi jalan |
Gunung Sinabung |
Pepohonan yang meranggas di kaki gunung |
Pemandangan Danau Lau Kawar
Setelah
berkendara sekitar 50 menit, aku akhirnya tiba juga di pintu gerbang Danau Lau
Kawar. Setelah memarkirkan motor di pinggiran danau, aku segera mengeksplore
pesona Danau Lau Kawar ini.
Kesan
pertamaku adalah danau ini sepi banget cuy. Selain aku sendiri, pengunjungnya cuma
ada dua pasangan yang sedang duduk nyantai di pinggiran danau dan dua orang
yang sepertinya penduduk sekitar yang sedang memancing ikan di atas rakit bambu.
Kesan berikutnya
adalah, danau ini terbengkalai. Terlihat dari gerbangnya yang tak terawat. Semak
belukar juga tumbuh subur di sekitar danau. Bahkan beberapa fasilitas umumnya
juga udah rusak seperti arena bermain anak, gazebo, dan fasilitas lainnya.
Gerbang Danau Lau Kawar |
Rumput pun tumbuh panjang |
Gazebonya mau rubuh |
Area bermain anak yang terbengkalai |
Sepertinya
semenjak adanya erupsi Gunung Sinabung bertahun-tahun yang lalu, danau ini tak
lagi dikelola dan dikunjungi wisatawan. Padahal dulunya kawasan danau ini
menjadi lokasi camping favorit bagi para pendaki yang ingin menggapai puncak
Gunung Sinabung.
Untungnya
erupsi tersebut tak mempengaruhi kondisi Danau Lau Kawar. Danau ini tetap
terlihat indah dan menawan. Alam sekitarnya juga tetap hijau dan subur. Udaranya
juga sejuk khas udara pegunungan.
Danau Lau Kawar |
Jalan di pinggir danau |
Naik rakit di Danau Lau Kawar |
Pemadangan
Danau Lau Kawar juga indah, danaunya cukup luas dengan air yang berwarna
kehijauan akibat pembiasan dari perbukitan hijau yang mengelilingi sekitar
Danau Lau Kawar. Duduk bersantai di pinggir danau ini cukup membuatku nyaman
dan betah berlama-lama hingga,
“Bang,
tolong fotoin kami dong!” salah satu pasangan tersebut ternyata mendatangiku
meminta diambilkan foto.
“Oh
iya, sini hapenya Bang!” ucapku sambil mencari komposisi yang bagus.
“Pose
gini aja yang.” Kata si Cowok sambil memeluk pacarnya dari belakang. Dan dilanjutkan
dengan pose-pose mesra lainnya.
Asemlah, kalo mau mesra-mesraan liat tempat
dan situasi dong. Rutukku dalam hati.
Setelah
cukup mengambilkan foto pasangan yang sedang kasmaran tersebut, aku pun
bergegas meninggalkan Danau Lau Kawar yang tetap terlihat tenang di belakangku.
Aku bukan
kabur karena iri ya, tapi suasana Danau Lau Kawar yang teramat sepi itu bikin
serem juga. Apalagi sejak dulu, sejak danau ini masih ramai ama para pendaki,
danau ini emang udah terkenal angker dan sering membuat pengunjung kesurupan
jika bertingkah yang nggak sopan.
Kabur
duluan deh. 😁
Oh ya,
setelah ini aku melanjutkan petualangan ke masjid tertua di Tanah Karo. Sampai jumpa.
To be continued....
Suasananya tenang banget |
Backpacker ganteng dan unyu di Danau Lau Kawar |