Museum Balaputera Dewa Palembang |
Hai kawan-kawan, gimana kabar
kalian? Semoga sehat selalu dan untuk seterusnya juga begitu. Kalo pun ada yang
sakit, semoga cepat sembuh ya. Aamiin... Kalo kabarku, alhamdulillah saat ini
aku baik-baik aja dan semoga tetap baik untuk kedepannya.
Ternyata udah lama juga ya aku
nggak nulis di blog ini. Bukan bermaksud untuk ngelupain sih, hanya saja
setelah yang terakhir kali aku nulis tentang si dia itu, aku emang ingin
nenangin diri sejenak. Kebetulan dapat jadwal latsar CPNS juga. Sehingga 3
bulan belakangan ini aku cukup disibukkan dengan tugas dan kegiatannya. Bahkan
kegiatan klasikalnya kemarin sampe diadain di Palembang.
Syukurnya sekarang udah
selesai, jadi udah lumayan tenang sih. Bisa nulis lagi deh. Apalagi ada
beberapa cerita tentang Palembang nih. Jadi ceritanya kemarin itu aku ikut
kegiatan klasikal latsar CPNS di Asrama Haji Palembang selama satu minggu. Dan
selama satu minggu itu kami terkarantina di dalam asrama. Nggak kemana-mana
coy.
Jadi setelah acaranya selesai,
aku putusin untuk jalan-jalan menikmati Kota Pempek ini. Petualangaku pun di
mulai dari Museum Balaputera Dewa atau yang nama resminya Museum Negeri
Provinsi Sumatera Selatan “Balaputera Dewa”.
Alamat
Museum Balaputera Dewa
Museum Balaputera Dewa
beralamat di Jalan Srijaya, No. 1, Rw 5, Srijaya, Kecamatan Alang-Alang Lebar,
Kota Palembang. Museum ini letaknya masih ada di sekitar pusat kota Palembang, bahkan
museum ini juga nggak jauh dari Stasiun LRT RSUD Prov Sumsel. Jadi mudah banget
deh kalo mau ke museum ini.
Sejarah
Museum Balaputera Dewa
Museum Balaputera Dewa dibangun
pada tahun 1978 dan diresmikan pada tanggal 5 November 1984. Museum ini
berstatus sebagai Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara. Penamaan Balaputera
Dewa diambil berdasarkan nama Raja Sriwijaya yang memerintah ada abad ke-9
Masehi.
Tiket
Masuk Museum Balaputera Dewa
Sebelum masuk ke dalam
museumnya, udah pasti harus beli tiket dulu dong. Tiket masuknya murah meriah
cuy, perorangnya cuma Rp. 2000 aja. Murah meriah dapat ilmu pengetahuan tentang
sejarah dan budaya juga loh. Mantap banget coy.
Tiket masuknya cuma Rp. 2000 aja cuy |
Koleksi
Museum Balaputera Dewa
Setelah membayar tiket
masuknya, aku pun segera menjelajahi setiap ruangan yang ada di museum ini.
Ruangan pertama yang kumasuki adalah ruangan hibah. Ruangan ini menyimpan
berbagai koleksi hasil hibah dari masyarakat dan orang-orang. Di dalamnya ada
koleksi senjata, keramik hingga uang kuno.
koleksi hibah |
Selain ruang hibah, masih banyak
ruang-ruang lainnya yaitu, Gedung Pameran I, Gedung Pameran II dan Gedung Pameran
III. Di dalam gedung pameran ini ada banyak koleksi lainnya seperti Galeri
Melaka Bersejarah Bendaraya Warisan Dunia yang isinya berhubungan dengan
sejarah dan budaya Melayu khususnya Melayu Melaka,
Gedung Pameran II |
Koleksi sejarah Melaka Melayu |
Di ruang selanjutnya kemudian
ada juga berbagai fosil-fosil dari hewan dan fosil lainnya yang ditemukan dari
hasil ekskavasi di sekitar Sumatera Selatan. Selanjutnya ada berbagai barang
peninggalan bersejarah dari Kerajaan Sriwijaya seperti prasasti dan arca-arca
dari patung Budha serta berbagai sisa kayu kapal yang membuktikan kejayaan maritim
Kerajaan Sriwijaya sebagai pusat perdagangan di Selat Malaka di masa lalu.
Berbagai fosil hasil ekskavasi |
Salah satu prasasti peninggalan Kerajaan Sriwijaya |
Koleksi tempayan dan guci serta gerabah |
Sisa kayu kapal bukti kejayaan kemaritiman Kerajaan Sriwijaya |
Koin kuno bukti Sriwijaya sebagai pusat perdagangan |
Koleksi porselin dan keramik |
Setelah itu ada juga koleksi
peninggalan dari Kerajaan Palembang yang bercorakkan Islam dan salah satu
koleksinya adalah Al-Quran tua. Selanjutnya ada peninggalan dari masa
penjajahan seperti benda-benda sisa perjuangan melawan penjajah. Terakhir ada
barang-barang koleksi yang berhubungan dengan adat dan budaya masyarakat
Sumatera Selatan seperti kain dan pakaian khas Sumsel hingga berbagai barbagai
barang peralatan hidup masyarakat, seperti peralatan bertani, peralatan
kegiatan adat dan lain-lain.
Koleksi Al-Quran tua dan naskah-naskah Islam |
Koleksi dari masa perjuangan |
Kain khas Sumatera Selatan |
Ada si ganteng yang unyu di Museum Balaputera Dewa |
Rumah
Adat Limas
Sebelum keluar dari Museum
Balaputera Dewa, aku teringat kalo ternyata Rumah Adat Limas yang ada di uang
Rp. 10.000 juga ada di museum ini, tepatnya ada di sisi belakang museumnya.
Buru-buru deh aku ke belakang untuk melihat Rumah Adat Limas yang ikonik
tersebut.
Siganteng yang unyu di depan Rumah Adat Limas |
Musiumnya sama kayak di tempatku . Namun sayangnya di tempatku itu ?? Belum ada musium rumah adatnya . Dan, selamat sudah jadi PNS yaa??
BalasHapusIya Mbak, nggak semua museum juga sih ada rumah adatnya. malah kebanyakan nggak ada rumah adatnya.
HapusTerima kasih Mbak. :)
Omong-omong soal museum di kita, padahal tiketnya murah-murah tapi jarang pengunjungnya ya.
BalasHapusSelamat ya latsarnya, semoga sukses ke babak selanjutnya 🙏😁
Nah itu dia masalahnya Mbak, padahal murah banget tiketnya.
Hapusterus dapat banyak ilmunya juga.
tapi nggak tau deh kenapa bisa sepi pengunjung.
Makasih Mbak :)
Kalau berkunjung ke daerah baru emang paling bener harus ke museumnya ya mas, biar tau sejarahnya, lebih puas juga rasanya kalau berkunjung ke museum aslinya daripada hanya baca sejarahnya di buku hihihi
BalasHapusIya Mbak, bener banget tuh, jadi bisa lebih mengenal budaya dan sejarah daerah tersebut kalo ngunjungi musuemnya.
HapusAihh senangnya, bisa sembari lihat2 museum yg ada di Sumsel ya. Saya senang kalau ke museum budaya gini, maksudnya sejarah di daerah tsb. Jadi nambah wawasan ttg daerah di Indonesia kan.
BalasHapusIya Mbak, bisa lebih mengenal budaya dan sejarah daerah setempat kalo ngunjungi museumnya. apalagi tiket masuk museum juga murah banget.
HapusOh ada jadwal latsar PNS makanya tidak pernah update lagi selama tiga bulan ya bang Rudi, untungnya sudah selesai ya.
BalasHapusMenarik juga museum balaputra dewa, yang menarik itu tiketnya murah meriah cuma 2.000, itu kalo disini cuma buat bayar parkir.😂
Ayok main lah ke palembang mas Agus, aku penasaran sama mas Agus ini, hahaha
HapusIya Mas Agus, jadi cukup sibuk juga kemarin itu.
HapusAhahahha... semurah itu pun pengunjungnya sepi Mas.
Nah, ada undangan main ke Palembang tuh Mas.
Ada koleksi Al Qur'an tua dari Kerajaan Palembang nih. Banyak ya koleksi museum ini. Mestinya banyak pengunjungnya. Tiket masuknya juga terbilang murah.
BalasHapusIya Mbak, selain Al-Quran tua, masih banyak koleksi-koleksi keren lainnya. tapi sayang nggak rame pengunjungnya, padahal murah meriah tiketnya.
HapusWah sik ya jalan ke museum... Aku terakhir ke museum udah lama banget, sekitar 2015, yakni museum purbakala Sragen hehehe
BalasHapusWaduh, lama banget tuh.
Hapustapi museum Purbakala juga keren banget tuh. saya juga pengen deh ke sana.
Aku nunggu wisata2 Palembang yg mas Rudi datangin :). Aku kalo ke Palembang, ga pernah wisata begini mas, cuma wisata kuliner thok dari awal Ampe akhir 🤣. Terlalu enak makanan2 di sanaaa 😄👍.
BalasHapusMenarik juga museumnya. Uang koin yg dulu di pake dan kayu bekas kapalnya, pengen banget aku liat langsung. Jadi ngebayangin saat Sriwijaya masih jadi kerajaan yg kuat dulu itu.
Ahahaha... kulinernya emang juara sih Mbak. tapi destinasi wisatanya juga nggak kalah keren kok.
HapusNah, makanya ke sini Mbak, ada dioramanya juga loh.
Weeeeh jadi CPNS nih mas. Selamat yaaak. Baarakalllahu....
BalasHapusBtw aku yg orang Palembang, itu bdlum pernah loh ke Museum Balaputradewa hehehehe.
Oh yaa itu Rumah Limas yg ada di uang 10rb. Biasanya teman2 ku sering memfoto rumah limas di situ, sambil membawa uang 10rb biar bisa dibandingkan heheehe
Salam kenal mas Joe, salam blogger palembang.
HapusAamiin... makasih Kang.
Hapusahahaha... emang gitu sih Kang. penduduk asli malah kebanyakan nggak berwisata di daerah sendiri.
Terima kasih sudah berkunjung ke kota ku mas Rudi, saya senang sekali sudah membuat artikel tentang Museum Balaputradewa di palembang, saya terakhir kesana pas masih SD, jangan kapok maen ke kota pempek ini ya. Udah cobain pempek nya belum? Hehe
BalasHapusSama-sama Mas.
Hapusnggak bakal kapok Mas, malah kurang nih, pengen ke sana lagi, pempeknya bikin nagih.
Belum pernah ke Palembang :(
BalasHapusSemoga setelah ini bisa ke Palembang Kak. aamiin...
HapusSelamat ya sudah jadi PNS :) Semoga di tengah2 kesibukan bekerja nanti, bisa tetap ngeblog... Suka baca2 tentang pelosok daerah yg kamu datengin... ini salah satunya :)
BalasHapusMakasih Mbak :)
Hapusaamiin... ini juga diusahain Mbak.
Aahhahaa... iya Mbak, wisata plosok eksotis soalnya.
Wahhh aku pernah nih kesini, tapi waktu itu keknya masih kecil banget.. Lokasinya kalau gak salah ini sih, soalnya dari foto yang kupunya itu juga seperti itu.. Jadi kangen pengen balik lagi kesana hhu
BalasHapusKalo gitu harus ke sini lagi Mas, untuk ngembaliin kenangan masa kecilnya.
HapusWahh haruss, semoga nataru nanti gak ada hambatan hhi
HapusAamiin Mas.
HapusRumah Adat Limas kelihatan atapnya memamng ditonjolkan ya mas. Kayak mendem begitu bagian bawah atapnya alias dinding rumahnya. Wisata edukasi seperti ini harus digalakkan ya biar masyarakat main tahu sejarah dan keberadaannya :)
BalasHapusKayaknya sih gitu Mbak, padahal ini rumah panggung loh, tapi atapnya nonjol banget.
Hapus