Museum Sriwijaya |
Tap..
tap.. tap.. tap...
Setelah cukup puas menikmati
berbagai peninggalan sejarah dan budaya yang ada di Museum Balaputera Dewa dan
Rumah Limas, aku kembali melangkahkan kaki untuk menjelajah sudut-sudut wisata
yang ada di Kota Palembang, Sumatera Selatan, sang Kota Pempek.
Langkah kakiku kemudian
membawaku ke daerah pinggiran Sungai Musi. Cuaca panas Kota Palembang yang
cukup menyengat lumayan terobati dari hembusan angin Sungai Musi yang terasa
menyejukkan.
Seger
juga.
Di sini aku berencana
mengunjungi Museum Sriwijaya. Museum yang menyimpan bukti kebesaran Kerajaan
Sriwijaya di masa lampau.
Alamat
Museum Sriwijaya
Museum Sriwijaya terletak di
dalam Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya di Jalan Syakyakirti, Karang Anyar,
Kota Palembang. Museum ini diyakini berdiri
di bekas kawasan istana Kerajaan Sriwijaya di masa lalu. Museum ini juga
letaknya tak jauh dari Sungai Musi yang dulunya menjadi jalur perdagangan
internasional.
Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya |
Tiket
masuk dan jadwal buka Museum Sriwijaya
Sebelum menjelajahi isi museum,
aku harus membeli tiket masuknya. Pertama ada tiket masuk ke dalam Taman
Purbakala Kerajaan Sriwijaya seharga Rp. 3000 dan udah bebas buat jelajahi
bagian tamannya. Selanjutnya aku membayar lagi Rp. 2000 untuk tiket masuk ke
dalam museumnya.
Oh ya, museum ini buka setiap
hari kecuali hari senin dan hari libur nasional.
Tiket masuk Museum Sriwijaya |
Isi
Museum Sriwijaya
Museum Sriwijaya menyimpan
berbagai benda peninggalan Kerajaan Sriwijaya berupa artefak, seperti prasasti,
arca, manik-manik, keramik, hingga kayu pecahan kapal dan kemudinya. Beberapa
artefak utama adalah prasasti yang menggambarkan kebesaran Kerajaan Sriwijaya
seperti Prasasti Kedukan Bukit yang berisi tentang perjalanan Raja Sriwijaya
bersama ribuan pasukannya dan memperoleh kemenangan.
Prasasti kedukan bukit |
Translate Prasasti Kedukan Bukit |
Selanjutnya ada Prasasti Telaga
Batu yang menceritakan struktur birokrasi pemerintahan Sriwijaya dan berbagai
macam pekerjaan lainnya. Dan terakhir ada Prasasti Talang Tuo yang menceritakan
pendirian Taman Srikesetra untuk masyarakat Sriwijaya.
Selain Prasasti, juga ada
banyak artefak lainnya seperti kayu pecahan kapal dan kemudinya yang menjadi
bukti bahwa Kerajaan Sriwijaya adalah kerajaan maritim. Lalu ada banyak juga
pecahan keramik yang menjadi bukti bahwa Sriwijaya pada masanya adalah pusat
perdagangan.
Info tentang Kerajaan Sriwijaya |
Berbagai situs temuan peninggalan Sriwijaya |
Pecahan kayu kapal |
Artefak keramik |
Terakhir, di museum ini juga
banyak ditemukan arca Budha dan Hindu. Meskipun Kerajaan Sriwijaya adalah
kerajaan yang bercorak Budha. Namun jika dilihat dari banyaknya artefak Hindu
yang ditemukan menjadi bukti bahwa sejak dahulu sudah terbentuk toleransi dan keberagaman yang kuat di Bumi Sriwijaya.
Mantap.
Arca di depan museum |
Setelah puas menjelajahi tiap
sudut Museum Sriwijaya, aku pun keluar dari museum ini dan berencana
melanjutkan petualangan. Sebenarnya masih ada Taman Sriwijaya yang menarik
untuk dikunjungi, tapi entah kenapa rasanya mau ke tempat yang lain aja deh.
Aku kembali menyusuri jalanan
di tepian Sungai Musi ini hingga sesaat mataku terpaku pada seorang gadis
berkaos hitam berambut panjang yang baru keluar dari sebuah gang.
Perlahan langkah kami semakin
mendekat,
“Sepertinya manis juga.” Ucapku dalam hati.
Tiba-tiba angin dari Sungai
Musi bertiup dan membuat rambutnya tergerai. Spontan dia merapikan rambutnya
dan....
“Busyet, manis banget sih. Serius!”.
“Kak, Jalan ke Museum Al-Quran
Al Akbar yang mana ya?” Ucapku tanpa sadar ketika terpana melihatnya merapikan
rambutnya yang tergerai.
Siganteng yang unyu di Museum Sriwijaya |
To be continued.....