Museum Provinsi Jawa Barat Sri Baduga |
Allooo....
Selamat pagi Kota Bandung!
Brrrr..... Ternyata Kota
Bandung di pagi hari dingin juga ya. Meski banyak yang bilang kalo sekarang Kota Bandung itu udah nggak dingin
lagi, tapi buat orang pesisir kayak aku, Bandung di pagi hari tetap aja kerasa
dingin. Brrrr....
Pagi yang cerah ini
kuawali dengan sarapan Soto Bandung yang gerobaknya mangkal di depan Tap Hotel
Bandung.
Satu lagi kejutan kuliner
yang kujumpai ketika di Bandung selain teh tawar gratis pengganti air putih dan
bubur kacang hijau rasa bandrek. Yaitu, Soto dan nasinya berada dalam satu
mangkok. Jadi, yupz! Nasinya tenggelam di dalam soto. Untuk rasa, cukup oke sih
menurutku, porsinya juga pas untuk sarapan. Mantap juga.
Selesai sarapan, aku
kemudian berjalan santai menyusuri Jalan Otto Iskandar Dinata. Pagi-pagi begini, banyak pedagang
yang menggelar dagangannya di pinggir jalan. Kebanyakan yang dijual barang
antik dan unik.
Aku meneruskan langkah
karena tujuanku pagi ini adalah
Museum Sri Baduga Kota Bandung.
Museum Sri Baduga |
Alamat Museum Sri Baduga
Museum Sri Baduga beralamat di Jalan BKR, no. 185, Kecamatan
Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat. Museum ini letaknya deket banget ama
Lapangan Tegallela yang ada monumen Bandung Lautan Apinya. Dan karena museum
ini terletak di kawasan kota, jadi banyak kendaraan umum yang melewatinya.
Mudah banget deh buat ngunjungi museum ini.
Harga Tiket Museum Sri Baduga
Tiket masuk ke Museum Sri Baduga cuma Rp. 3000 aja perorang dewasa dan Rp. 2000 perorang
anak-anak. Seperti biasa harga tiket museum di Indonesia emang murah meriah
muntah. Udah murah, bisa dapat banyak ilmu pengetahuan. Mantul banget.
Tiket masuk Museum Sri Baduga |
Tapi ketika aku nyampe di museum ini, ternyata museumnya belum dibuka, masih dibersihin ama petugas museumnya.
Sambil menunggu museumnya dibuka, aku ngobrol santai bareng penjaga museum.
“Dari mana atuh A’?” tanya bapak penjaga museum.
“Dari Medan atuh Kang.”
“jauh pisan. Sendiri aja A’?”
“iya Kang, sendiri aja, masih single. Hehe...”
“Dicari atuh Kang, di Bandung ceweknya geulis-geulis.” Kata si bapak
sambil tersenyum.
“Ahahaha... Doain aja Kang, mana tau jodohnya cewek Bandung.” Jawabku sedikit
bercanda.
“Aamiin...”
Sejarah Museum Sri Baduga
Sambil ngobrol santai, si bapak juga nyeritain tentang
sejarah Museum Sri Baduga. Menurut Bapak penjaga museum, Museum Sri Baduga
didirikan pada tahun 1974 dan diresmikan pada tahun 1980 oleh Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan saat itu, Dr Daud Yusuf dengan nama Museum Negeri
Provinsi Jawa Barat. Lalu pada tahun 1990, museum ini diganti namanya menjadi
Museum Negeri Provinsi Jawa Barat Sri Baduga.
Plakat peresmian museum |
Sri Baduga Maharaja adalah gelar dari Prabu Siliwangi,
penguasa Kerajaan Sunda-Kerajaan Galuh. Salah satu kerajaan terbesar di Jawa
Barat. Prabu Siliwangi dikenal sebagai raja termasyhur di Pakuan Pajajaran dan
sampai saat ini menjadi salah satu figur paling terkenal dari Tanah Jawa Barat.
Koleksi Museum
Sri Baduga
Setelah beberapa menit menunggu, akhirnya Museum Sri
Baduga dibuka juga. Aku pun segera masuk ke dalam museumnya. Di bagian depan
terdapat display tulisan tentang sejarah museum, jenis dan jumlah koleksinya
hingga misi didirikannya Museum Sri Baduga.
Selanjutnya terdapat display sejarah Kerajaan
Sunda-Galuh yang berasal dari berbagai sumber, lukisan ilustrasi Prabu
Siliwangi dan beberapa batu prasasti yang berisi catatan sejarah Kerajaan
Sunda-Galuh.
Batu prasasti dan sejarah Jawa Barat |
Lukisan Prabu Siliwangi |
Di sisi satunya, terdapat banner yang berisi informasi
tentang sejarah terjadinya daratan Jawa Barat. Jadi dulunya beberapa daerah di
Jawa Barat adalah lautan dangkal, yang dibuktikan dengan ditemukannya batuan
karang di beberapa daerah di Jawa Barat.
Selain itu, Kota Bandung juga dulunya adalah sebuah
Danau Purba. Dulunya danau ini terbentuk akibat letusan Gunung Sunda Purba yang
membuat tanahnya menurun dan menutup aliran sungai. Akumulasi air sungai membentuk
sebuah danau purba sekitar 125.000 tahun yang lalu. Peristiwa erosi dan letusan
Gunung Tangkuban Perahu membuat pendangkalan pada dasar Danau Bandung Purba dan
akhirnya danaunya pun mengering dan terbentuklah dataran Bandung saat ini.
Selanjutnya ada juga fosil-fosil dari beberapa hewan seperti kerbau purba dan
berbagai moluska alias kerang-kerangan seperti fosil rumah keong, siput hingga
fosil bunga karang.
Diorama Danau Bandung Purba |
Sejarah Danau Purba Bandung |
Fosil moluska |
Fosil hewan purba Jawa Barat |
Aku kemudian memasuki sebuah ruangan luas, di
pinggirnya berjejer koleksi arca dan patung batu peninggalan dari kepercayaan
animisme, dinamisme hingga peninggalan dari agama Hindu dan Budha di bumi Jawa
Barat. Di sisi satunya terdapat diorama gua tempat tinggal manusia purba. Di
sisinya ada berbagai koleksi replika fosil tengkorak hingga tempayan kubur,
salah satu jenis kuburan di masa lalu lengkap dengan tulang belulangnya. Di
bagian lainnya juga ada miniatur punden berundak serta berbagai koleksi dan
informasi tentang aliran kepercayaan masyarakat di masa lalu.
berbagai arca |
Diorama gua manusia purba |
Tempayan kubur |
Selanjutnya aku memasuki ruangan yang berisi berbagai
peninggalan kebudayaan masyarakat Jawa Barat. Di ruangan ini terdapat naskah
kuno berisi tulisan sunda, miniatur rumah adat, pakaian adat, hingga berbagai
peralatan hidup masyarakatnya.
Pakaian adat |
Koleksi peralatan hidup masyarakat |
Ngabagea Sumping Asih |
Perangkat alat musik gamelan |
Di ruang selanjutnya ada sejarah tentang Islam dan
kerajaannya. Lalu sejarah masa kolonial dan perjuangan. Di sini juga ada
berbagai koleksi mata uang yang digunakan masyarakat untuk bertransaksi. Selain
itu masih terdapat banyak banget koleksi-koleksi lainnya yang berhubungan
dengan sejarah, sosial, budaya Jawa Barat. Di bagian akhir, terdapat pula
berbagai macam jenis permainan tradisional. Ngelihat itu jadi bernostalgia juga
uy.
Berbagai koleksi Museum Sri Baduga Kota Bandung |
Koleksi mainan tradisional |
Setelah puas menjelajahi setiap sudut bagian museum
Sri Baduga dan berbagai koleksinya, aku pun keluar dari museum untuk menuju
destinasi wisata Kota Bandung selanjutnya.
Siganteng dan Unyu di depan museum |
To be continued.....