Bendungan Tangga |
Hai hai sahabat backpacker....
Gimana nih libur panjangnya?
Traveling kemana aja kemarin?
Kalo aku sih traveling ke tempat yang deket-dekat aja
dari rumah. Soalnya kalo mau jauh pun objek wisatanya masih banyak yang tutup.
Selain itu, di masa pandemi seperti ini juga nggak aman buat traveling ke
tempat-tempat yang jauh. So... aku memilih buat traveling di sekitar Asahan
aja, kabupaten tempat ku tinggal.
Baca juga: Lembah Asahan, Kepingan Surga di Bumi Asahan
Air Terjun Sampuran Harimau Yang Terlupakan
Kali ini aku mau berbagi cerita petualanganku ke arah
Sigura-Gura. Perjalanan ini sebenarnya bermula ketika aku nggak sengaja nemunin
uang kertas Rp. 100 emisi tahun 1984 saat bersih-bersih lemari tua. Uang ini
gambar depannya berupa burung Dara Mahkota dan gambar belakangnya adalah
Bendungan Tangga di Asahan.
Uang Rp. 100 emisi 1984 |
Nah, aku pun jadi tertarik buat ngunjungi Bendungan
Tangga ini, Aku lalu mengajak adikku, Rizlan untuk menemaniku dalam perjalanan
kali ini. Dengan mengendarai sepeda motor, kami pun menembus jalanan
Sigura-Gura yang menghubungkan Asahan dengan Toba Samosir. Brmmm.... brmmm....
Alamat Bendungan Tangga
Bendungan Tangga berada di desa Tangga, kecamatan Aek
Songsongan, kabupaten Asahan, Sumatera Utara. Bendungan ini berada tepat di
perbatasan kabupaten Asahan dan Kabupaten Toba Samosir. Bendungan ini juga
berada pas di atas Air Terjun Sampuran Harimau dan Air Terjun Ponot.
Sejarah Bendungan Tangga
Bendungan Tangga dibangun oleh pihak Jepang melalui
Inalum pada tahun 1987 dan selesai pada tahun 1982. Bendungan ini merupakan
bendungan busur pertama di Indonesia. Bendungan busur artinya bendungan dengan
bentuk lengkungan seperti busur. Bendungannya memiliki tinggi 82 meter dari
dasar Sungai Asahan dan punya tiga pintu air. Bendungan ini digunakan untuk
membendung aliran sungai Asahan dan menyuplai air untuk membangkitkan tenaga
bagi Stasiun Listrik Tangga.
Btw, bendungan inilah yang membuat aliran Air Terjun
Sampuran Harimau menjadi sangat kecil saat ini. Karena posisi bendungannya
memang tepat di atas aliran Air Terjun Sampuran Harimau. Padahal dulunya Air
Terjun Sampuran Harimau ini terkenal akan debit airnya yang besar dan deras.
Saking derasnya, suara jatuhan airnya terdengar seperti auman harimau dan itu
pulalah yang menjadikan air terjun ini bernama Sampuran Harimau.
Kagak Dikasi Masuk Cuy!
Apesnya, kami nggak dikasi buat masuk, bahkan untuk
melihat bentuk bendungannya pun nggak dibolehin ama pak satpam yang berjaga di
pintu masuk.
Sumpah! Rasanyanya kesel kali loh. Soalnya Bendungan
Sigura-Gura yang terletak 4 km dari tempat ini aja dibolehin buat dikunjungi, padahal
nggak pernah dijadiin gambar uang rupiah. Ini bendungan yang jelas-jelas jadi
gambar di uang rupiah malah kagak dibolehin masuk, minimal liat bentuk
bendungannya gitu.
Akhirnya aku cuma bisa liat sekilas bendungan dari
celah-celah yang ada. Itupun yang terlihat dikit banget cuy. Karena nggak
dibolehin aku pun memutuskan untuk balik badan.
Mengintip Bendungan Tangga |
Lembah Asahan
Syukurnya pemandangan di sekitar Bendungan Tangga ini
cukup indah. Karena posisinya yang berada di atas Air Terjun Sampuran Harimau
dan Air Terjun Ponot, jadi bisa sedikit melihat kedua air terjun tersebut dari
sisi atas. Selain itu aku bisa memandangi Lembah Asahan yang terhampar luas di
bawah sana.
Lembah Asahan, sebuah lembah yang indah berwarna hijau
yang dikelilingi barisan pegunungan dan tebing-tebing batu yang menjulang
tinggi. Di dasar lembahnya terlihat aliran Sungai Asahan yang meliuk-liuk
membelah lembah. Keindahannya cukup lah buat ngilangin rasa kesal di hati.
Lembah Asahan |