Masjid Raya Al-Osmani |
Masjid
Raya Al-Osmani adalah masjid tertua di Kota Medan. Masjid yang dikenal juga
dengan nama Masjid Raya Labuhan ini terletak di Jalan K. L. Yos Sudarso KM.
19,5 Kecamatan Medan Labuhan, Kota Medan.
Berawal dari pencarian masjid tertua di Medan melalui internet, saya pun lantas memutuskan untuk mengunjungi masjid tertua tersebut. Beruntung, ada angkot yang langsung dari kost menuju lokasi masjid ini dan saya pun cukup membayar Rp. 4000 saja.
Berawal dari pencarian masjid tertua di Medan melalui internet, saya pun lantas memutuskan untuk mengunjungi masjid tertua tersebut. Beruntung, ada angkot yang langsung dari kost menuju lokasi masjid ini dan saya pun cukup membayar Rp. 4000 saja.
Begitu tiba di Masjid yang berada tepat di pinggir jalan menuju Pelabuhan Belawan ini, saya terkagum-kagum akan keindahan arsitekturnya karena bentuk masjid ini lain dari masjid yang biasanya. Tidak menyia-nyiakan kesempatan, saya langsung mengambil wudhu dan sholat di masjid tertua Kota Medan ini.
Di dekat pintu masuk, saya melihat sebuah prasasti pembangunan masjid ini. Masjid Raya Al-Osmani dibangun pada tahun 1854 oleh Raja Deli, Sultan Osman Perkasa Alam dengan menggunakan bahan kayu pilihan dan. Kemudian pada tahun 1872, masjid ini dibangun menjadi bangunan permanen oleh putranya sebagai sultan kedelapan, yakni Sultan Mahmud Perkasa Alam. Pembangunan kedua ini dilakukan secara besar-besaran dengan mendatangkan arsitek Jerman. Selain diperluas, material bangunan juga didatangkan dari berbagai negara. Kubah masjid dibuat dari tembaga dan kuningan berbentuk segi delapan dengan berat mencapai 2,5 ton.
Di dekat pintu masuk, saya melihat sebuah prasasti pembangunan masjid ini. Masjid Raya Al-Osmani dibangun pada tahun 1854 oleh Raja Deli, Sultan Osman Perkasa Alam dengan menggunakan bahan kayu pilihan dan. Kemudian pada tahun 1872, masjid ini dibangun menjadi bangunan permanen oleh putranya sebagai sultan kedelapan, yakni Sultan Mahmud Perkasa Alam. Pembangunan kedua ini dilakukan secara besar-besaran dengan mendatangkan arsitek Jerman. Selain diperluas, material bangunan juga didatangkan dari berbagai negara. Kubah masjid dibuat dari tembaga dan kuningan berbentuk segi delapan dengan berat mencapai 2,5 ton.
Prasasti pembangunan masjid |
Masjid ini berwarna kuning keemasan yang merupakan
warna khas Melayu dan warna hijau yang melambangkan keislaman. Arsitektur
Masjid Raya Al-Osmani sangat mengagumkan, karena menggabungkan perpaduan
bangunan Timur Tengah, India, Spanyol, Melayu, dan China. Ornamen China dapat
kita lihat dari pintu-pintu masjid dan mimbar masjid, Arsitektur bergaya India terlihat
pada kubah tembaga bersegi delapan. Pada kubah masjid bagian dalam terdapat
lukisan dan kaligrafi yang sangat indah seperti kaligrafi yang ada di Masjid
Raya Al-Mashun.
Pintu masjid berornamen China |
Bagian dalam masjid |
Kubah masjid dengan kaligrafi yang indah |
Keunikan
masjid ini adalah tidak adanya menara masjid seperti masjid-masjid kebanyakan
dan ada satu keunikan lainnya yang cukup unik lho. Apakah itu?
Keunikannya
adalah, menurut penjaga masjid ini adalah adanya dua alat penanda azan yaitu
bedug dan kentongan. Bedug ini hanya digunakan pada hari-hari besar saja.
Sedangkan kentongan digunakan pada hari-hari biasa. Sungguh unik sekali kan?
Bedug dan Kentongan yang unik |
Alamat : Jalan
K. L. Yos Sudarso KM. 19,5 Kecamatan Medan Labuhan, Kota Medan.
Transportasi : Dapat menggunakan angkot Medan-Belawan dengan biaya Rp.4000.
dalam komplek masjid juga terdapat rumah berarsitektur Melayu |