Batas Sumatera Utara-Aceh |
Long weekend dan
kantong tipis adalah dua hal yang berbeda. Tapi jika mereka berdua bersatu, hal
ini bisa menghancurkan dunia. Ya.... duniaku sih. Soalnya hal ini bisa
membuatku mati kaku kebosanan. Apalagi aku ini orangnya mudah bosan dan nggak
bisa diam di satu tempat.
Ironisnya, kedua hal
tadi sering terjadi padaku. Mungkin karena kemampuan pengelolaan keuanganku
yang masih kurang, apalagi banyak makanan yang menggoda selera. Haduh... lupa
deh mau berhemat dan akhirnya duit yang tersisa Cuma 100 ribu doang.
Karena itulah dalam
menghadapi sang monster ini aku harus berpikir keras gimana cara melewati long
weekend dengan biaya kurang dari 100 ribu. Akhirnya terpikir untuk jalan-jalan
ke Aceh aja.
“woy! Mana cukup ke
Aceh bawa duit Rp. 100.000”
Cukup kok, soalnya aku
cuma jalan-jalan ke Aceh Tamiang doang, satu kabupaten yang berbatasan langsung
dengan Sumatera Utara dan bisa ditembuh hanya sekitar 4 jam dari Kota Medan.
yang penting kan Aceh. Hahahaha.....
Sumpah! Rasanya harga
diriku jatuh juga sih, masak ke Aceh cuma Aceh Tamiang doang. Soalnya orang ke
Aceh itu kan tujuannya Banda Aceh dan Sabang. #hiks..hiks... Tapi nggak
apa-apa, namanya juga lagi mode kere dan di Aceh Tamiang juga ada beberapa
tempat yang menarik untuk dikunjungi, so.... berangkat...
Pagi-pagi banget aku,
si cowok ganteng ini pun berangkat memulai ekspedisi menembus batas Sumatera
Utara – Aceh. aceile.... keren kali katanya-katanya ah. Hahaha... Perjalanan
ini melalui rute Medan-Binjai-Stabat-Tanjung Pura-Pangkalan Brandan. Aku pun
cukup menikmati perjalanan ini, apalagi kondisi lalu lintasnya menuju Aceh cukup
sepi jadi lebih nyaman.
Perbatasan
Sumatera Utara - Aceh
Setelah 4 jam naik
kereta (baca:kereta) dan setelah pantatku rasanya sama ratanya dengan jok dan
sedikit terbakar. Ilang deh keseksian pantatku. Akhirnya sampai juga di pintu
gerbang batas Sumatera Utara – Aceh dan aku resmi menginjak tanah Aceh. Yeee...
horeee....
gapura perbatasan |
Gerbang perbatasan antara
Provinsi Sumatera Utara dengan Provinsi Aceh ini sendiri cukup sederhana. Bentuknya
hanya seperti gapura biasa dan di sisinya terdapat dua tugu tinggi. Sedangkan di
sebelahnya terdapat beton bertuliskan “WATAS ATJEH|SUMATERA UTARA”.
tugu di sisi gapura |
Watas Atjeh-Sumatera Utara |
Suasana di perbatasan
ini juga cukup sepi dan sederhana, hanya ada beberapa warung dan kedai serta
satu buah masjid. Sepi dan sederhana banget pun perbatasannya. Tapi rasanya
cukup senang juga bisa sampai ke sini, karena sejauh ini baru Provinsi Riau
yang pernah ku datangi, itupun bukan dalam rangka wisata. Jadi ku pikir ini
adalah satu langkah kecilku untuk menuju tempat yang lebih jauh.
Puas berpanas-panasan
di gapura perbatasan ini, aku pun melanjutkan perjalanan ke kota terdekat di
Aceh ini agar pejalanan ini semakin sempurna. Di sana pun udah ku rencanain
bakal ke Istana Karang dan Istana Benua Raja. Tunggu ceritaku selanjutnya ya
sobat backpack sejarah.
Cowok ganteng panas-panasan |