“Welcome
to Jakarta”. Ucapku pada diriku sendiri begitu pesawat mendarat dengan selamat
di Bandara Soekarno Hatta yang ada di Tangerang. Eh... ini masih Tangerang ya
kan bukan Jakarta. Acemana sih?
Ah... lupain deh, yang
penting setelah sekian lama beredar di daerah sendiri (Sumatera Utara dan
sekitarnya), akhirnya sedikit lagi aku bisa juga nginjakin kaki di ibukota
Indonesia ini. Kota yang terkenal sebagai kota metropolitan terbesar di
Indonesia dan kota dengan segudang masalah. Hahahaha....
Berhubung penerbanganku
ke Manila, lokasi keberangkatan kapal pesiar Superstar Virgo itu masih esok
hari. So... aku mau manfaatin hari ini untuk jalan-jalan jelajah Jakarta dan
tujuan pertama yaitu ke Kota Tua. Let’s
go.
Kota Tua Jakarta
sendiri adalah sebuah kawasan cagar budaya yang dikenal juga sebagai Batavia
Lama. Di sini terdapat banyak bangunan-bangunan peninggalan Belanda dengan
arsitekturnya yang khas. Di sini juga terdapat banyak museum seperti Museum
Bank Mandiri, Museum Bank Indonesia, Museum Fatahillah, Museum Wayang dan
Museum Seni. Bagi penyuka sejarah bisa teler di sini nih.
Dari Bandara Soekarno
Hatta ke Kota Tua ada beberapa pilihan transportasi seperti taksi yang mahalnya
nauzubillah. Atau naik bus damri tujuan Mangga Dua dan ntar minta turun di
Stasiun Kota Tua. Berhubung aku adalah petualang hemat (nggak punya duit),
tentu milih damri lah. Apalagi ongkos damri ke Kota Tua cuma Rp. 40.000 dengan
waktu tempuh sekitar 1 jam. Tapi anjir... macet di Jakarta itu ternyata
betulan, akhirnya ngerasain juga menghabiskan waktu di jalan raya kayak
penduduk Jakarta. Hahaha...
Akhirnya setelah satu
jam di dalam bus, nyampe juga di Stasiun Kota Tua dan hap! Aku resmi nginjakin
kaki di Kota Jakarta. Hore....... dan tujuan pertama ku adalah Museum
Bank Mandiri.
Lokasi
Museum Bank Mandiri
letaknya nggak jauh dari Stasiun Kota Tua. Kalo jalan kaki mah 1 menit juga
nyampe, kalo ngesot atau guling-guling sih paling ntar ditabrak mobil, jadi
jangan dibuat ya. Lokasinya itu berada di Jalan Lapangan Stasiun No.1 Jakarta
Barat, berada tepat di seberang halte busway.
Untuk masuk ke dalam
museumnya cukup dengan membeli tiket masuk seharga Rp. 5000 doang untuk umum. Cukup
murah dan terjangkau.
Sejarah
dan Arsitektur
Awalnya gedung Museum
Bank Mandiri ini adalah gedung Nederlandshe Handel-Maatschappij (NHM) sebuah
perusahaan dagang milik Belanda di bidang perbankan. Gedung ini dibangun pada
tahun 1929 dan dirancang oleh 3 arsitek Belanda, yaitu J.J.J de Bruyn, A.P.
Smits dan C. Van de Linde dengan arsitektur Niew Zakelijk atau Art Deco Klasik.
Museum Bank Mandiri |
Koleksi
Begitu masuk ke dalam
museum Bank Mandiri ini, terlihat berbagai macam barang-barang koleksi yang
berkaitan dengan perbankan tempo dulu dan perkembangannya. Di bagian depan
terlihat ruangan kasir China, ternyata sejak saat jaman kolonial, orang-orang
Tionghoa dikenal pandai dalam perhitungan uang maka mereka pun dipekerjakan di bagian
kasir.
Ruangan kasir China |
Beranjak ke bagian
dalam terlihat koleksi berbagai jenis celengan, mulai dari celengan bambu,
celengan ayam dan celengan-celengan lainnya. Kemudian terdapat bagan sejarah
Bank Mandiri dan surat-surat berharga. Selanjutnya ada koleksi perlengkapan
operasional bank, seperti mesin hitung uang, kalkulator, mesin cetak, brangkas,
bahkan mesin atm pun ada. lengkap deh koleksi museumnya, keren....
Peralatan Bank |
Mesin hitung uang koin |
ATM super jadul |