|
Bale Pasogit |
Sumatera Utara menyimpan banyak cerita yang menarik tentang masyarakatnya
dan tentu saja tentang kekayaan adat istiadat dan budayanya yang dimilikinya.
Di sini, di Sumatera Utara, kita masih dapat menjumpai penduduk
asli yang masih memegang teguh adat istiadatnya, yang masih menjalankan agama
dan budaya asli daerahnya.
Lokasi
Di Desa Huta Tinggi, Kecamatan Laguboti,
Kabupaten Toba Samosir misalnya, di desa ini wisatawan dapat menjumpai sebuah perkampungan
Parmalim yang masyarakatnya masih tetap bertahan memeluk agama Parmalim selama
ratusan tahun dan tidak pudar dengan perkembangan zaman.
Agama
Parmalim
Agama Parmalim memang hanya diakui sebagai aliran
kepercayaan di bawah naungan Departemen Kebudayaan dan Pariwisata. Namun hingga
kini, kepercayaan yang dianut Sisingamaraja XII ini tetap terjaga di Tanah Batak. Agama
Malim yang dalam bahasa Batak disebut Ugamo Malim adalah bentuk moderen agama
asli suku Batak. Agama asli Batak tidak memiliki nama sendiri, tetapi pada
penghujung abad kesembilan belas muncul sebuah gerakan anti kolonial. Pemimpin
utama mereka adalah Guru Somalaing Pardede. Agama Malim pada hakikatnya
merupakan agama asli Batak, namun terdapat pengaruh agama Kristen, terutama Katolik,
dan juga pengaruh agama Islam.
Agama ini tidak mengenal Surga atau
sejenisnya,sepeti agama umumnya, selain Debata Mula jadi Na Bolon (Tuhan YME)
dan Arwah-arwah leluhu. Tujuan upacara agama ini memohon berkat dari Debata
Mula jadi Na bolon (Tuhan YME), dari Arwah-arwah leluhur, juga dari Tokoh-tokoh
adat atau kerabat-kerabat adat yang dihormati, seperti Kaum Hula-hula (dari
sesamanya). Tuhan dalam kepercayaan Malim adalah "Debata Mula Jadi Na
Bolon" (Tuhan YME) sebagai pencipta manusia, langit, bumi dan segala isi
alam semesta yang disembah oleh "Umat Ugamo Malim"
("Parmalim").
Kepercayaan Parmalim sendiri cukup unik, rata-rata penganutnya asli
keturunan Batak, namun kepercayaan ini mengharamkan penganutnya memakan babi,
anjing, maupun darah. Menyantap makanan dari rumah keluarga yang tengah berduka
(meninggal dunia) juga diharamkan.
|
Salah satu bangunan di komplek ibadah Parmalim |
Rumah Ibadah
Parmalim
Rumah ibadah Parmalim bernama Bale Pasogit, bentuk bangunannya
menyerupai gereja pada umumnya dengan beberapa ukiran gorga, ukiran khas Batak. Namun,
dilengkapi lapangan yang cukup luas yang digunakan umat Parmalim merayakan hari
besar mereka. Di atas bubungan Bale Pasogit terdapat replika tiga ekor ayam, Lambang
Tiga ayam ini punya warna yang berbeda, yaitu hitam lambang kebenaran, putih
lambang kesucian dan merah lambang kekuatan atau kekuasaan. merupakan lambang
”partondion” (keimanan). Konon, menurut ajaran Parmalim, ada tiga partondian
yang pertama kali diturunkan Debata ke Tanah Batak, yaitu Batara Guru, Debata
Sori dan Bala Bulan. Sementara ayam merupakan salah satu hewan persembahan
(kurban) kepada Debata.
|
3 Ayam di atap Bale Pasogit |
|
Saya berfoto di depan Bale Pasogit |