“
Cuy, buatin itenary satu hari wisata di Berastagi dan sekitarnya dong!” Begitulah kira-kira chat dari Bayu, sahabat dekatku beberapa waktu yang lalu sebelum wabah ini menguasai dunia. Setelah mendengarkan detail rencana perjalanannya, aku pun membuatkan sebuah itenary lengkap dengan beberapa objek wisata yang ada di Berastagi dan sekitarnya.
“
Cuy, ikut yuk, kurang satu nih.” Tambahnya lagi.
“
Emang siapa aja yang ikut cuy?” Tanyaku.
“
Cuma adikku dan kawan kita aja cuy.”
“
Boleh-boleh, aku ikut kalo gitu.” Jawabku.
“
Siip... Biar ada penunjuk jalan dan pemandu gratis.”
Asem.. memang kampret kali kawan satu nih.
Setelah magrib, aku segera ke rumah Bayu karena kami berangkat dari sana. Rencanaku sih kami berangkat jam 10 dan paling telat jam 11 malam, tapi akhirnya molor dan jam 1 baru berangkat.
Jam karet.
Kata Bayu yang ikut hanya adiknya dan kawan kita aja. Emang bener sih, yang ikut cuma adiknya, Selly dan Dewi yang bareng cowoknya serta Bang Fajar yang nyetir. Tapi temen yang dimaksud Bayu ini ternyata Putri, adik kelas kami saat SMA. Cuma temen aja yang ikut katanya. Tapi mereka duduknya sebelahan, dan kepala si Putri nyander di bahunya Bayu di hampir sepanjang perjalanan.
Iya, cuma temen kita aja yang ikut, gitu katanya.
Cuma temen....
Udah ah.. kembali ke cerita.
Karena berangkatnya telat, akhirnya momen sunrise di tepian Danau Toba harus dicoret dan kami langsung menuju destinasi selanjutnya yaitu Pemandian Air Panas Sidebuk-Debuk.
Lokasi Pemandian Air Panas Sidebuk-Debuk
Pemandian Air Panas Sidebuk-Debuk ini berada di Desa Semangat Gunung, Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Pemandian ini letaknya tepat di kaki Gunung Sibayak, salah satu gunung berapi di Tanah Karo. Kalo dari Kota Medan, simpang ke pemandian ini letaknya sebelum Kota Berastagi.
|
Gunung Sibayak dari Pemandian Air Panas Sidebuk-Debuk |
Berendam Sejenak
Salah satu pemandian air panas yang paling terkenal di tempat ini adalah Pemandian Air Panas Pariban, karena menjadi salah satu pemandian yang terbesar dan punya fasilitas lengkap sampe hiburannya pun ada seperti waterpark. Tapi karena saat itu hari libur, jadi pemandian ini penuh sesak dengan pengunjung.
Oleh karena itu, kami mencari pemandian yang lain. Di desa ini pun ada belasan pemandian lain dengan fasilitas utama yang hampir sama aja dan tiket masuknya juga sama yaitu Rp. 10.000 perorang dan kami memilih Pemandian Anugerah sebagai tempat main air panas.
|
Selamat datang di pemandian |
|
Petunjuk arah toilet. :D |
|
Kondisi Pemandian Anugerah |
|
Seluncuran juga ada |
Tapi lagi-lagi karena penuh, kami berendamnya di kolam umum, bukan kolam vip atau kolam keluarga. Nggak apa-apa deh, kolamnya juga luas. Air di pemandian ini bersumber dari mata air panas di Gunung Sibayak yang dialirkan melalui pipa-pipa. Air panasnya juga mengandung belerang sehingga katanya baik untuk kesehatan kulit.
Badan yang dingin karena berada di kaki gunung langsung terasa hangat saat mencelupkan diri ke dalam kolam air panas ini. Pegal-pegal di badan karena di jalan sepanjang malam juga terasa hilang.
Selain itu, karena posisinya yang ada di kaki gunung sehingga aku juga bisa berendam sambil menikmati pemandangan Puncak Gunung Sibayak dari sini. Hangat, tenang dan damai.
Mantap cuy.
Sayangnya karena ini kolam umum, jadi ada beberapa hal yang merusak pemandangan indah itu dan salah satunya adalah pasangan yang lagi berendam di depanku. Sebenarnya nggak bisa disebut pasangan juga sih, karena sama-sama cewek walaupun cewek yang berperan sebagai cowok itu lebih ganteng dari cowok-cowok biasa.
Yang anjirnya, mereka itu peluk-peluknya, bahkan sesekali tangan si pemeran cowok singgah ke dada si cewek. Aih... Mana yang jadi ceweknya cakep banget lagi.
Aku pernah beberapa kali melihat cewek yang punya orientasi seperti ini dan anehnya yang berperan sebagai cewek selalu cantik pake banget. Tapi kok bisa sih cewek secantik itu malah sukanya ama cewek juga. Apa dia trauma disakiti cowok? Tapi cowok tolol mana sih yang tega nyakitin cewek secantik itu. Entahlah, nggak paham lagi aku cuy.
Yang pasti mereka masih saling bermesraan, saling memegang dada satu sama lain.
Aaahhh... Sesekali terdengar si cewek mendesah lirih.
Asem lah, nih blog perjalanan wisata kok jadi bahas ginian pulak.
Dah ah.. kita lanjutkan tentang destinasi berikutnya aja, di sini sudah terlalu hangat.
Daaaa.....
To be continued...
Note: Perjalanan ini dilakukan sebelum covid-19 mewabah, tetap di rumah ya sahabat backpacker.
|
Bayu, Selly, Dewi, Pacar Dewi dan Putri. |