Motor melintasi Jembatan Hatonduhan |
Nb: -Perjalanan ini dilakukan sebelum dimulainya
musim hujan
-Jangan main ke air terjun atau sungai sangat musim
hujan, bahaya!!!
Di ceritaku yang sebelumnya, yaitu
tentang Air Terjun Katasa, ternyata banyak teman-teman yang penasaran ama
jembatan yang berada di atas air terjun tersebut. Sama sih, aku juga penasaran
ama jembatan tersebut. Apalagi sesekali terlihat sepeda motor yang melintas
melalui jembatan tersebut.
Baca juga: Air Terjun Katasa di Simalungun
Setelah nanya-nanya ama bapak penjaga
Air Terjun Katasa, kata beliau jembatan tersebut bernama Jembatan Hatonduhan
dan beliau juga nunjukin arah buat ke jembatan tersebut.
Alamat Jembatan Hatonduhan
Jembatan Hatonduhan ini berada di
Nagori Bayu Bagasa, kecamatan Hatonduhan, kabupaten Simalungun, Sumatera Utara.
Jembatannya berada tepat di atas Air Terjun Katasa. Dari Air Terjun Katasa,
kami hanya perlu mengambil persimpangan yang berbeda dengan arah kembali dan
jaraknya dari air terjun tak sampai 5 menit perjalanan.
Keunikan Jembatan Hatonduhan
Setibanya di ujung Jembatan
Hatonduhan, aku pun memarkirkan sepeda motor di bawah pohon sawit, agar tak
menghalangi kendaraan yang melintas.
Melihat jembatan ini dari ujungnya
ada udah bikin perasaan jadi ngeri-ngeri sedap. Soalnya jembatan ini memiliki
panjang hampir 100 meter dengan ketinggian mencapai 80 meter dan lebarnya tak
sampai 1 meter serta tak memiliki satupun pagar pembatas. Nggak ada pagar
pembatasnya cuy.
Padahal di bawah jembatan ini
terdapat banyak bebatuan dan air terjun dengan air yang mengalir deras.
Gilak... gilak...
Ketinggiannya mencapai 80 meter |
Lebarnya hanya sekitar 1 meter doang |
Menyeberang secara bergantian |
Menurut bapak penjaga Air Terjun
Katasa, jembatan ini dulunya bekas rel kereta api muntik yang digunakan sejak
masa kolonial Belanda. Namun setelah keretanya tak lagi beroperasi, bekas rel
ini dicor beton oleh masyarakat sebagai jembatan penghubung antar desa.
Jembatan ini pun menjadi
satu-satunya akses masyarakat yang ingin menyeberang. Karena kalo nggak lewat
jembatan ini, mereka harus mengambil jalan memutar melalui kecamatan Tanah Jawa.
Kalo dari sana, bisa sampe 1 jam baru nyampe.
Yang bikin lebih ngeri adalah banyak
masyarakat yang melalui jembatan ini pake sepeda motor. Bahkan banyak yang
sambil membawa keranjang yang berisi hasil pertanian seperti sawit, jengkol,
sayuran dan hasil pertanian lainnya. Sebelum melintasi jembatan, pengendara
motor harus membunyikan klakson dulu. Agar tak saling berpapasan di atas
jembatan.
Jujur aja, aku yang jalan kaki aja
ngerasa ngeri pas udah sampe di pertengahan jembatannya. Sedangkan masyarakat
di sini nyante aja ngelewati jembatan tanpa pagar pembatas ini pake motor dan
bawa beban banyak. Nekad banget deh mereka.
Menurutku sih, jembatan ini adalah
salah satu jembatan terekstrim yang bisa dilalui sepeda motor yang pernah
kutemui. Selama ini aku udah sering lewat jembatan ekstrim, apalagi di
kampungku malah ada tiga jembatan ekstrim. Tapi jembatannya nggak sampe sekecil
dan setinggi ini serta nggak dilalui sepeda motor.
Pemandangan dari atas Jembatan Hatonduhan
Meskipun ekstrim tapi pemandangan
dari atas jembatan ini cukup oke juga. Soalnya dari atas jembatan ini kami bisa
ngelihat pemandangan Air Terjun Katasa dari ketinggian dan aliran Sungai Balah
dan dan Sungai Turunan serta pemandangan hutan hijau yang mengelilingi kawasan
Air Terjun Katasa. Mantap juga pemandangannya.
Pemandangan dari atas jembatan |
Air Terjun Katasa |
Backpacker imut di ujung jembatan |