Masjid Lama Kabanjahe |
Hai
sahabat backpacker, gimana kabarnya? Semoga sehat-sehat aja ya. Aamiin... Maaf
ya, lama kagak keliatan, lama kagak ngeupdate cerita-cerita perjalanan. Soalnya
beberapa waktu ini lagi sibuk persiapan ujian semester anak-anak.
Oh ya, selamat hari raya idul fitri ya teman-teman, mohon maaf lahir dan batin. 🙏
Baiklah,
kali ini aku mau berbagi cerita lanjutan setelah sebelumnya aku mengunjungi
Danau Lau Kawar yang indah yang berada di kaki Gunung Sinabung.
Setelah
mengunjungi danau tersebut, aku kembali ke Kota Kabanjahe, ibukota dari
Kabupaten Karo. Di kota ini rencananya aku mau mengunjungi Masjid Lama
Kabanjahe yang konon katanya masjid pertama dan tertua di Tanah Karo, ya
sekalian mau sholat ashar juga di sana.
Alamat Masjid Lama Kabanjahe
Masjid
Lama Kabanjahe beralamat di Jalan Masjid, Kelurahan Lau Cimba, Kabanjahe,
Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Masjid ini berada di belakang Pasar Kabanjahe
dan agak sulit untuk kutemuin. Soalnya aku udah nanya ke beberapa penduduk di
sana tapi pada jawab kagak tau dan malah ngarahin ke Masjid Agung Kabanjahe
yang merupakan masjid terbesar di Tanah Karo.
Untuk
nemuin masjid ini, aku kemudian nyoba nyusurin jalanan Pasar Kabanjahe dan
berharap nemuin masjid ini. Setelah 2 kali bolak balik, akhirnya aku nemuin
juga atap masjid berwarna hijau yang mengintip dari balik atap-atap pasar.
Sejarah Masjid Lama Kabanjahe
Berdasarkan
sejarahnya, Masjid Lama Kabanjahe dibangun pada tahun 1902 dan selesai dibangun
pada tahun 1904. Masjid ini merupakan masjid pertama dan tertua di Tanah Karo.
Pembangunannya
diinisiasi oleh para pedagang Islam yang berdagang di Tanah Karo. Karena saat
ini belum ada satu pun masjid di Tanah Karo sehingga para pedagang Islam
berniat untuk membangun tempat ibadah tersebut.
Niat
tersebut kemudian disampaikan kepada Sibayak Lingga, pemimpin adat saat itu.
Niat baik itu ternyata diterima dengan baik oleh Sibayak Lingga dan dengan
bantuan dana dari Sultan Langkat, akhirnya berdirilah masjid pertama dan tertua
di Tanah Karo.
Dibangun tahun 1902 hingga 1904 |
Arsitektur Masjid Lama Kabanjahe
Masjid
Lama Kabanjahe memiliki arsitektur seperti masjid-masjid pada umumnya.
Bangunannya yang berwarna hijau dan kuning itu terbuat dari kayu dan papan
sedangkan atapnya bertingkat tiga. Di bagian serambinya dikelilingi pagar hijau
dan terdapat beberapa kursi dan satu kentongan dari kayu.
Pelataran masjid |
Kentongan kayu di serambi masjid |
Ada kursi-kursi juga |
Ruang dalam masjid |
Di
bagian dalamnya aku melihat bangunan masjid ini cukup sederhana dengan beberapa
tiang kecil sebagai pilar. Ruang ibadahnya terbagi dua dengan satu bagian untuk
tempat ibadah pria, satu bagian lagi untuk tempat ibadah wanita.
Di
bagian depan ada satu ruang kecil untuk tempat imam dan dilengkapi mimbar sederhana
juga. Di sebelahnya juga ada kaligrafi dengan gambar Masjid Lama Kabanjahe. Sedangkan
pada bagian belakang juga ada tiga Al-Qur’an berukuran besar. Dan secara umum,
arsitektur masjid ini masih asli seperti saat dibangun dulu.
Mimbar masjid |
Kaligrafi dan foto masjid |
Al-Qur'an besar |
Masjid Lama Kabanjahe sebagai Pusat Dakwah
Di
bagian belakang Masjid Lama Kabanjahe ini juga ada satu ruangan tambahan yang
dulunya dijadikan sebagai pusat pengajian dan belajar agama Islam. Karena pada
awal berdirinya, masjid ini juga menjadi pusat dakwah dan penyebaran Islam di Kabanjahe dan daerah sekitarnya.
Namun saat
ini aktifitas keagamaan di masjid ini udah mulai berkurang karena udah ada
Masjid Agung Kabanjahe yang lebih besar dan berdiri di pusat kota Kabanjahe. Saat
aku di sini, aku cuma nemuin satu cewek yang sedang asyik mengaji Al-Qur’an. Suaranya
lembut dan merdu cuy.
Backpacker ganteng dan unyu di pelataran Masjid Lama Kabanjahe |